Suatu saat aku ngobrol dengan Bapak tentang banyak hal. Biasanya memang kami selalu mengobrol "gayeng" jika bertemu dan topik-topik yang kita obrolkan bermacam-macam tapi garis besarnya kalau aku resapi adalah seputar bagaimana hidup itu efektif, fungsional, dan berkah.
Secara teknis kadang-kadang kita sampai pada kesimpulan berupa tindakan yang tidak lagi berpaku pada tampilannya tapi fungsinya.
Contoh berikut ini adalah tentang petuah dan kebiasaan yang telah di"riset", diwariskan dan berguna.
Suatu saat kami merasa terganggu dengan bau pesing yang ada di banyak tempat seperti toilet umum, kamar mandi kami sendiri, musholla atau masjid, sekolahan, terminal, pasar dan lain-lain. Kata Bapak, ternyata menghilangkannya mudah sekali (meskipun ini bersifat preventif). Jadi setiap kita habis buang air kecil tolong disiram bagian yang kira-kira terciprat air kencing kita. Hal ini sangat diharuskan terutama bagi yang suka kencing berdiri. Jadi menurut beliau, bau pesing justru bersumber dari dinding di sekitar tempat jatuhnya kencing, bukan dari lubang WC tempat kita kencing. Padahal kebanyakan kita akan selalu menyiram lubang WC tempat jatuhnya kencing dan kurang memperhatikan cipratan air kencing kita.
Untuk uji coba silahkan gunakan cairan berwarna dan bikin tiruan jatuhnya air kencing misal air tersebut kita masukkan dalam plastik kamudian plastiknya kita lubangi ujungnya. Kemudian kita pencet plastiknya sampai airnya mancur seperti air kencing. Tandai letak jatuhnya pancuran air. Dan dikanan-kiri jatuhnya air pancuran tadi letakkan kertas putih atau yang sejenis. Niscaya akan kelihatan cipratannya. Anda bisa memajumundurkan kertas untuk mengukur jauhnya cipratan.
Dari situ dapat diduga bahwa jika kita hanya menyiram tetap dilokasi jatuhnya air pancuran (yang sudah kita tandai tadi) tanpa menyiram cipratannya maka bau pesing tetap akan ada.
Dan ini kemudian saya praktekkan dan ternyata benar. Saya bisa menghilangkan bau pesing di kos-kosan saya dulu di berbagai kamar mandi lain. Kemudian salah satu temen kos saya mencontoh juga dan dia mengakui memang ternyata bisa hilang bau pesing dengan menyiram cipratan kencing di tembok di sekitar jatuhnya air kencing.
Hal ini juga sangat berguna bagi muslim terutama untuk menjaga kesucian celana/sarung/kaki bagian bawah saat kencing. Apalagi jika menggunakan toilet laki-laki berdiri yang menempel di tembok. Amat riskan nyiprat di celana.
Saya sangat setuju dengan beberapa toilet/kamar mandi di beberapa masjid yang lantai tempat jatuhnya kencing jauh lebih rendah dengan tempat kita berdiri.
Semoga bermanfaat.
OK, sekian dulu...
Secara teknis kadang-kadang kita sampai pada kesimpulan berupa tindakan yang tidak lagi berpaku pada tampilannya tapi fungsinya.
Contoh berikut ini adalah tentang petuah dan kebiasaan yang telah di"riset", diwariskan dan berguna.
Suatu saat kami merasa terganggu dengan bau pesing yang ada di banyak tempat seperti toilet umum, kamar mandi kami sendiri, musholla atau masjid, sekolahan, terminal, pasar dan lain-lain. Kata Bapak, ternyata menghilangkannya mudah sekali (meskipun ini bersifat preventif). Jadi setiap kita habis buang air kecil tolong disiram bagian yang kira-kira terciprat air kencing kita. Hal ini sangat diharuskan terutama bagi yang suka kencing berdiri. Jadi menurut beliau, bau pesing justru bersumber dari dinding di sekitar tempat jatuhnya kencing, bukan dari lubang WC tempat kita kencing. Padahal kebanyakan kita akan selalu menyiram lubang WC tempat jatuhnya kencing dan kurang memperhatikan cipratan air kencing kita.
Untuk uji coba silahkan gunakan cairan berwarna dan bikin tiruan jatuhnya air kencing misal air tersebut kita masukkan dalam plastik kamudian plastiknya kita lubangi ujungnya. Kemudian kita pencet plastiknya sampai airnya mancur seperti air kencing. Tandai letak jatuhnya pancuran air. Dan dikanan-kiri jatuhnya air pancuran tadi letakkan kertas putih atau yang sejenis. Niscaya akan kelihatan cipratannya. Anda bisa memajumundurkan kertas untuk mengukur jauhnya cipratan.
Dari situ dapat diduga bahwa jika kita hanya menyiram tetap dilokasi jatuhnya air pancuran (yang sudah kita tandai tadi) tanpa menyiram cipratannya maka bau pesing tetap akan ada.
Dan ini kemudian saya praktekkan dan ternyata benar. Saya bisa menghilangkan bau pesing di kos-kosan saya dulu di berbagai kamar mandi lain. Kemudian salah satu temen kos saya mencontoh juga dan dia mengakui memang ternyata bisa hilang bau pesing dengan menyiram cipratan kencing di tembok di sekitar jatuhnya air kencing.
Hal ini juga sangat berguna bagi muslim terutama untuk menjaga kesucian celana/sarung/kaki bagian bawah saat kencing. Apalagi jika menggunakan toilet laki-laki berdiri yang menempel di tembok. Amat riskan nyiprat di celana.
Saya sangat setuju dengan beberapa toilet/kamar mandi di beberapa masjid yang lantai tempat jatuhnya kencing jauh lebih rendah dengan tempat kita berdiri.
Semoga bermanfaat.
OK, sekian dulu...
3 komentar:
mbulet-mbulet tp intinya cma gt
mbulet2 tp cma gt aja
alhamdulillah...
http://perlengkapan-rumah.tokobagus.com/perlengkapan-kamar-mandi/urine-protector-8858889.html
Posting Komentar